Rupanya bisnis prostitusi di Kota Tepian cukup menggiurkan bagi tiga wanita penghibur yang diamankan anggota Unit Jatanras Polresta Samarinda. Bayangkan, dalam sehari Li (30), Na (26) dan Dh (25) bisa mendapatkan lebih dari dua tamu jika lagi sepi.
Tapi jika lagi ramai, ketiganya bisa sampai dapat tujuh tamu sehari, dengan tarif mulai Rp 400 ribu hingga Rp 700 ribu. Namun penghasilan dari bisnis lendir itu tak semua masuk ke kantong mereka. Li, Na dan Dh mengaku bagi hasil dengan muncikarinya, La (30) dan Ka (23).
Saat diperiksa polisi Na menyebut, misalkan dari hasil kesepakatan dan negoisasi dengan tamu untuk sekali layanan short time Rp 700 ribu, maka dia hanya mendapatkan Rp 340 ribu.
Uang hasil peras keringatnya dibagi dua dengan La dan Ka, kemudian dipotong lagi Rp 10 ribu untuk jasa ojek yang mengantar. “Ya untung-untungan. Kalau lagi ramai, ya banyak pelanggan. Kalau tidak ada, ya nunggu saja dulu,” beber Na kepada Sapos (Kaltim Post Grup).
Na mengaku menjadi pemuas nafsu sejak pertengahan November lalu. Sementara Li sudah beroperasi sejak akhir September. Selama itu Li, Na serta Dh tinggal di rumah kontrakan La, di sebuah gang di wilayah Kecamatan Sungai Pinang. “Semua ditanggung mbak La. Mulai tempat tinggal sampai makan,” beber Li.
Diakui Na, selama ini memang kerap melayani tamu yang menunggunya di kamar hotel. “Tergantung tamu mau di hotel mana. Kalau harga sudah disepakati biasanya kami ke hotel yang disebutkan,” terang Li.
Sementara La yang ditemui Sapos tak berbicara panjang lebar. Ibu Rumah Tangga (IRT) yang memiliki anak balita itu lebih banyak menutup wajah saat berbicara. “Mereka (Na, Li dan Dh, Red) datang sendiri dari jawa. Mereka menghubungi saya lewat telepon dan minta bantu carikan pelanggan. Saya tak pernah memaksa, entah dari mana mereka tahu nomor telepon saya,” tandas La. (rin/nha/prokal.co)