Maskapai penerbangan tampaknya harus mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk mencegah penyebaran nyamuk yang terinfeksi virus zika. Sebab, perjalanan udara memungkinkan virus tersebut tersebar ke Eropa.
Kepala Komite darurat zika WHO Profesor David Heymann mengatakan pejalanan udara global dapat menyebarkan nyamuk asli yang terjangkit virus untuk turut terbang ke benua lain seperti Eropa.
"Perusahaan penerbangan sedang mempertimbangkan apakah mereka perlu melakukan penyemprotan untuk menghentikan nyamuk menumpang di pesawat terbang dari satu negara ke negara lain," katanya kepada Sky News, Senin (8/2).
Namun, ia menambahkan, pada saat yang sama penurunan perkembangbiakan nyamuk di negara-negara Amerika Selatan dan Tengah juga akan melindungi Eropa.
Virus ini sendiri diakui Heymann masih kurang dipahami. Selama beberapa dekade, para ilmuwan melihat kemungkinan virus telah bermutasi. Hal ini membuat virus beradaptasi lebih baik dengan hidup pada manusia.
Selama beberapa dekade, zika hanya menyebabkan sedikit kasus sporadis melalui Afrika dan Asia, tetapi sejak tiba di Brasil pada Mei tahun lau, virus itu telah menyebar dengan cepat. Sekitar tiga hingga empat juta kasus diperkirakan terjadi di Amerika.
Pada saat yang sama, telah terjadi peningkatan tajam di beberapa negara yang terkena dampak bayi yang lahir dengan mikrosefalia. Mikrosefalia merupakan penyakit di mana perkembangan otak tidak lengkap dan menghasilkan ukuran kepala yang sangat kecil.
Di Kolombia, yang memiliki jumlah tertinggi kedua kasus zika telah memiliki kelainan keahiran. Namun belum ada bukti ilmiah yang menyatakan virus zika sebagai penyebabnya.
"Ada serangkaian isu-isu lain yang perlu disingkirkan sebelum kita dapat mengatakan dengan jelas ini adalah karena virus zika," ujarnya.
Via : Replubika.co.id