Selama abad 21, Indonesia hanya akan dilintasi dua kali gerhana matahari hybrid. Pertama pada 20 April 2023 dan kedua pada 25 November 2049.
Setelah 20 April 2023, GMT baru bisa terlihat lagi pada 20 April 2042. Menariknya, dua GMT tersebut terjadi pada tanggal yang sama, yaitu 20 April.
Karena itu, selisih keduanya bisa dinyatakan tepat bulat 19 tahun. Namun, di luar kesamaan tanggal tersebut, dua GMT itu sama sekali berbeda.
Salah satu bedanya, 2023 adalah gerhana matahari hybrid, sedangkan 2042 adalah ”murni” gerhana matahari total. Perbedaan lainnya adalah, GMT 2023 hanya melintasi Indonesia bagian timur, sedangkan 2042 hanya melintasi Indonesia bagian barat.
Wilayah yang dilintasi adalah Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan Barat.
Artinya, cakupan wilayah yang dilintasi gerhana matahari total 2042 lebih luas daripada 2023, namun masih lebih sempit jika dibandingkan dengan 2016.
Yang juga menarik adalah, meski pola lintasan GMT berbeda, provinsi yang dilintasi pada 2042 adalah bagian dari provinsi yang dilintasi pagi ini. Itu menjadi kabar baik bagi provinsi-provinsi yang sekarang sedang merayakan gerhana matahari.
Sebab, mereka akan merasakan setidaknya dua kali gerhana matahari total dalam waktu yang relatif singkat. Durasi GMT pada 2042 di Indonesia mencapai 3 menit 30 detik. Hampir sama dengan durasi GMT 2016.// pojoksatu.id//